Setelah cukup stress dengan pertanyaan yang masuk dari berbagai penjuru mata angin mengenai kehamilan saya, heheh, akhirnya bulan lalu, setelah discuss dengan teman kantor mengenai konsultasi ke dokter kandungan, akhirnya kamis terakhir di bulan Desember lalu, saya ditemani mama membulatkan tekad (halah,,apa coba), untuk iseng-iseng konsultasi (mumpung gratis pake askes kantor).
Sebenernya proses penggunaan askes kantor emang cukup ribet menurut saya, karena kita harus meminta surat rujukan terlebih dulu ke dokter keluarga sebelum konsul ke dokter spesialis yang dituju. Tapi kembali lagi, we've never know till we've tried it, jadilah bulan lalu untuk pertama kalinya (perdana) dalam kurun waktu 6 tahun saya bekerja menggunakan fasilitas kesehatan tersebut :D
Kebetulan dokter keluarga yang ditunjuk oleh askes kantor tempatnya ga jauh dari rumah, klinik Diatari Medika di daerah Kebon Sirih Palembang. Pertama masuk langsung menuju ke tempat pendaftaran, dokter umumnya baru ada sekitar jam 5 sore, tapi kenyataannya setelah menunggu dari jam setengah 5, dokternya baru ada jam 6 (dan itupun dokter pengganti). Proses surat rujukan yang dikeluarkan oleh dokter umum ga lama sekitar 10menit (itu juga paling lama), dan surat rujukannya hanya berupa form tanpa nama dokter rujukan yang ditandatangani dokter umum sehingga memudahkan kita seandainya dokter yang hendak kita tuju tidak ditempat dan ingin berganti dokter lain.
Surat rujukan sudah ditangan, awalnya akan menuju ke klinik Mama (dr. Nurhayati) di dekat PS mall, namun ditakutkan pasiennya ramai dan harus antri lama, akhirnya saya memutuskan untuk konsul dengan dokter kandungan yang praktek di klinik Diatari Medika (dr. Firmansyah). Lagi-lagi dokter yang dimaksud sedang ada tugas sehingga ada dokter pengganti (dr. Zulfikar). Lebih kurang menunggu hingga pukul setengah 8 malam sebelum akhirnya mendapat panggilan konsul pertama.
Well, setelah masuk dan ketemu sama dokternya,, kesan pertama yang diliat adalah tampilan si pak dokter yang berkacamata, berbadan tinggi dan besar, plus necis (kata mama). Kita disambut dengan sangat ramah, dan akhirnya setelah berkenalan, konsul pun dimulai.
dr.: ibu atika, kalau saya boleh tau sudah berapa lama menikah?
a: udah 8 bulan dok.
Pak Dokter senyum-senyum, sambil bilang : ini sih masih baru, kirain udah lama..
(Wedeww, saya aja udah stress begini masa' si dokter malah ketawa sih..)
a: iya dok, udah banyak yang nanyain terus ni kok belom isi juga..
dr.: ini kunjungan pertama ya?
a: iya dok, baru pertama kali ini.
Kemudian dokter menanyakan tentang aktivitas saya dan suami, dan dengan sejelas-jelasnya saya menceritakan tentang pekerjaan, waktu bekerja yang hanya 14 hari dalam sebulan, pulang pergi setiap bulan dengan pesawat, dan juga kondisi suami yang sering pulang lembur saat ada project di kantor (min. jam 9 malem baru tiba dirumah). Ga cuma itu aja, dokter juga menanyakan jadwal menstruasi saya, kemudian obat-obatan yang pernah dikonsumsi. Selesai sesi tanya jawab, dilanjutkan dengan pemeriksaan usg. Dan sungguh amazing, saat saya melihat rahim dan sel telur saya sendiri, begitu kecil dengan sel telur yang bergerak (kebetulan pas konsul saya sedang masa subur kata dokter). Alhamdulillah, lega banget, dari hasil usg, kondisi rahim saya sehat, bagus dan normal.
Selesai usg, dokter membuatkan resep vitamin untuk saya konsumsi (Elkana, 1xsehari setiap pagi, harganya sekitar 19rb per 10 tablet, murah banget yak?). Ga cuma itu, dokter juga ngasih range waktu sampai 3 bulan ini dengan perhitungan masa subur sebelum konsul berikutnya (kalo versi dr. Zulfakar, masa subur adalah 14 hari, dikurangi 1 hari dan ditambahkan 1 hari setelah haid pertama, jadi jika haid pertama di tanggal 14, maka puncak masa subur kita di tanggal 27, 28 dan 29). Jika dalam waktu 3 bulan ini belum ada hasil, test selanjutnya yang akan dilakukan adalah test kualitas & kuantitas sperma suami juga test pengecekan saluran rahim apakah terjadi sumbatan atau tidak (amit-amit, jangan sampe ya Alloh).
Yang paling membuat saya senang, dokter menyemangati saya, bahwa kehamilan itu kembali lagi adalah rejeki Allah, jadi tidak perlu takut, yang penting harus sabar, ikhlas dan terus berdoa.
Thanks Dok..
**Late posting, it should be on december :) tapi ga apa-apa, yang penting tetep bisa share pengalaman.
0 comments:
Post a Comment